Minggu, 09 April 2017

7 Pemain Bulu Tangkis Legendaris Indonesia

Bagi kamu pecinta olahraga bulutangkis, pastinya sering dong, menonton pertandingan para atlet berbakat Indonesia? Apalagi Indonesia sudah dikenal sebagai salah satu negara yang paling ditakuti dunia di berbagai ajang pertandingan. Terbukti dari medali emas ganda campuran yang diboyong oleh pasangan Liliyana-Tontowi pada Olimpiade Rio 2016 baru-baru ini.
Tapi, selain Liliyana dan Tontowi, apakah kamu masih ingat dengan atlet-atlet hebat bulutangkis Indonesia generasi sebelumnya? Ya, mereka telah melegenda dengan prestasinya yang mempelopori reputasi Indonesia. Siapa sajakah mereka? Inilah 7 atlet legendaris bulutangkis di Indonesia.
1. Rudy Hartono
Rudy Hartono
Via – Brilio
Siapa sih, yang nggak kenal dengan Rudy Hartono? Wajar saja sang legenda ini banyak dikenal, baru berusia 18 tahun saja beliau telah berhasil memenangkan kejuaraan paling bergengsi kala itu–All England—dengan mengalahkan pemain Malaysia, Tan Aik Huang.
Nggak hanya sekali dua, Rudy bahkan berhasil memenangkan All England tersebut sebanyak 8 kali dan Thomas Cup sebanyak 4 kali! Prestasi bersejarah beliau tersebut bahkan diabadikan dalam Guiness Book of Worls Records pada tahun 1982.
2. Liem Swie King
Liem Swie King
Via Liputan6
Sejak berhasil bersanding dengan Rudy Hartono pada final All England 1976, Lim Swie King disebut sebagai pewaris kejayaan Rudy. Walaupun belum mengalahkan rekor Rudy, tapi Lim Swie King juga telah sangat membanggakan Indonesia dengan berhasil menyabet 3 kali All England, 4 kali Sea Games, 1 kali Asian Games, dan 3 kali Thomas Cup!
Bahkan, smash khas Lim Swie King yang menembak dengan kuat setiap kali beliau melompat tinggi, mendapat julukan “King’s Smash”. Beliau juga diberikan penghargaan Badminton Hall of Fame pada tahun 2004.
3. Christian Hadinata
Christian Hadinata
Berbeda dengan Rudy dan King, Christian Hadinata menuai kejayaannya pada kategori pemain ganda. Christian telah menjadi salah satu pemain ganda terbaik dalam sejarah nggak peduli siapapun pasangannya. Hal ini terbukti dari kemenangannya pada All England sebanyak 4 kali, Asian Games 2 kali, Juara Dunia 3 kali, dan Thomas Cup 6 kali dengan pasangan yang berbeda-beda.
Setelah pensiun, beliau menjadi pelatih di Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia dan berhasil menuangkan ilmunya kepada atlet-atlet hebat seperti Rexy dan Ricky.
4. Tan Joe Hok
Tan Joe Hok
Via BeritaSatu
Tan Joe Hok atau yang dipanggil Hendra Kertanegara ini, adalah orang pertama yang berhasil menjuarai All England untuk Indonesia, yaitu pada tahun 1959. Bersama dengan ke-6 atlet berprestasi lainnya, mereka disebut sebagai “tujuh pendekar bulutangkis” setelah berhasil merampas Piala Thomas dari juara bertahan, Malaysia.
Tan Joe Hok juga menjadi pelatih bulutangkis ketika ia sudah pensiun. Berkat kontribusi dan dedikasi yang diberikannya, beliau dianugerahkan penghargaan sebagai Pelatih Olahraga Terbaik pada tahun 1984.
5. Alan Budi Kusuma
Alan Budi Kusuma
Via Freemagz
Alan Budi Kusuma mungkin memang belum pernah menjuarai All England ataupun Thomas Cup. Tetapi beliau telah menjadi salah satu pencetak sejarah membanggakan untuk Indonesia, yaitu berhasil menyabet medali emas pertama Indonesia di kategori tunggal putra bulutangkis pada Olimpiade Barcelona 1992!
Dengan kemenangan tersebut, Alan dianugrahkan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama.
6. Susi Susanti
Susi Susanti
Via Okezone
Bersama dengan Alan, Susi Susanti juga menjadi atlet kebanggaan Indonesia dengan prestasinya memenangkan medali emas pertama untuk Indonesia di kategori tunggal putri pada Olimpiade Barcelona 1992. Susi juga berhasil meraih medali perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996, 6 kali Juara Dunia, dan 2 kali Uber Cup.
Pada Mei 2004, Beliau turut dinobatkan Hall of Fame oleh International Badminton Federation bersama 4 pemain legendaris lainnya. Kini, siapa sih yang merasa bangga ketika mendengar nama Susi Susanti? Beliau membuktikkan bahwa dunia bulutangkis nggak hanya di kuasai oleh para pria!
7. Taufik Hidayat
Taufik Hidayat
Via Hipwee
Taufik dikenal dengan teknik pukulannya yang terukur, nettingbackhand, dan jumping smash tajam yang telah berhasil menembus rekor tercepat yaitu mencapai 305 km/jam. Maka nggak heran lagi kalau beliau berhasil menyabet medali emas dari rival terberatnya saat itu, Lin Dan. Ia juga memenangkan 3 kali Juara Dunia, 3 kali Asian Games dan 2 kali Thomas Cup.
Sayangnya, Taufik memang belum sempat memenangkan All England. Ia kini telah pensiun dan mendirikan sebuah komplek arena olahraga bernama Taufik Hidayat Arena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar